Jangan Tag Semua Orang Please... !
“Don’t tag me, please..” Begitulah status beberapa orang yang mulai sering bermunculan di Facebook. Fenomena ini muncul karena beberapa orang sudah merasa tidak nyaman dengan model pemasaran produk-produk yang dilakukan di Facebook dengan cara men-tag orang, baik dikenal atau tidak.
Akibat dari sebuah tag dalam Facebook, promosi penjualan itu masuk di Wall orang yang di-tag, bercampur dengan status dari pemilik akun dan pesan tag lain (yang bukan promosi).
Masalah muncul ketika pemilik akun merasa tidak mengenal orang yang men-tag-nya; tidak membutuhkan barang, atau terlalu sering mendapatkan promosi yang serupa (baik dari satu orang ataupun orang yang berbeda-beda). Wall (yang ibaratnya adalah beranda rumah) menjadi tidak nyaman dilihat dan membuat kesal. Tidak melanggar hukum sih, tapi bagi sebagian orang hal semacam bahkan dinilai tidak etis.
Munculnya status keberatan terhadap tag adalah peringatan bagi para pengguna Facebook yang berjualan dan melakukan promosi menggunakan media Facebook. Memang benar Facebook menyimpan potensi karena berisi pasar potensial yang jumlahnya sangat besar. Tapi, Anda tentu tak mau dianggap sebagai spammers (penyebar pesan sampah), kan? Ide awal menggunakan Facebook sebagai alat bantu pemasaran bisa berbalik arah menjadi sarana penghancur kredibilitas.
Bahkan, pertemanan pun bisa menjadi retak dan putus kalau Anda lebih sering berjualan (dengan men-tag) teman-teman Anda daripada membangun silaturahmi dengan mereka; sehingga teman Anda merasa terganggu dengan kehadiran Anda.
Sebagai ganti men-tag semua orang untuk mempromosikan produk/penjualan, ada beberapa tips promosi/ pemasaran Facebook yang sehenarnya dapat dilakukan bagi mereka yang ingin berjualan melalui Internet, antara lain:
Tag promosi produk Anda hanya pada orang-orang yang Anda kenal dan Anda perkirakan membutuhkan produk itu. Kalau teman Anda tidak butuh atau produknya tidak cocok, jangan di-tag.
Jangan terlalu sering men-tag kalau Anda tak ingin dianggap sebagai teman yang tak peka alias rese. Seimbangkan antara tag promosi Anda dengan interaksi/silaturahim untuk membangun pertemanan.
Buat page (halaman) khusus untuk bisnis/ produk Anda. Undang teman-teman Anda untuk bergabung dengan halaman ini. Jika mereka mau bergabung, itu berarti mereka tertarik dengan produk Anda. Anda dapat membuat status yang fokus pada bisnis dengan lebih leluasa di halaman bisnis Anda.
Gunakan gaya sharing dengan membuat cerita/ notes untuk mempromosikan dan sekaligus menambah pengetahuan masyarakat tentang produk yang Anda jual. Buat tips-tips yang mencerahkan dan bermanfaat bagi pembaca.
Gunakan Facebook Anda untuk update “behind the scene” dengan memberikan sentuhan manusiawi Anda. Tambahkan tautan (link) dengan foto album Anda atau tautan di luar. Cara ini jauh lebih sopan (dan efektif) daripada men-tag seluruh orang untuk mempromosikan produk Anda. Status update Anda tetap akan masuk ke feed teman-teman Anda dan dapat mereka baca.
Menjadi pemasar yang efektif tak berarti harus menjadi orang yang membuat kesal orang lain, bukan?!
Akibat dari sebuah tag dalam Facebook, promosi penjualan itu masuk di Wall orang yang di-tag, bercampur dengan status dari pemilik akun dan pesan tag lain (yang bukan promosi).
Masalah muncul ketika pemilik akun merasa tidak mengenal orang yang men-tag-nya; tidak membutuhkan barang, atau terlalu sering mendapatkan promosi yang serupa (baik dari satu orang ataupun orang yang berbeda-beda). Wall (yang ibaratnya adalah beranda rumah) menjadi tidak nyaman dilihat dan membuat kesal. Tidak melanggar hukum sih, tapi bagi sebagian orang hal semacam bahkan dinilai tidak etis.
Munculnya status keberatan terhadap tag adalah peringatan bagi para pengguna Facebook yang berjualan dan melakukan promosi menggunakan media Facebook. Memang benar Facebook menyimpan potensi karena berisi pasar potensial yang jumlahnya sangat besar. Tapi, Anda tentu tak mau dianggap sebagai spammers (penyebar pesan sampah), kan? Ide awal menggunakan Facebook sebagai alat bantu pemasaran bisa berbalik arah menjadi sarana penghancur kredibilitas.
Bahkan, pertemanan pun bisa menjadi retak dan putus kalau Anda lebih sering berjualan (dengan men-tag) teman-teman Anda daripada membangun silaturahmi dengan mereka; sehingga teman Anda merasa terganggu dengan kehadiran Anda.
**
Sebagai ganti men-tag semua orang untuk mempromosikan produk/penjualan, ada beberapa tips promosi/ pemasaran Facebook yang sehenarnya dapat dilakukan bagi mereka yang ingin berjualan melalui Internet, antara lain:
Tag promosi produk Anda hanya pada orang-orang yang Anda kenal dan Anda perkirakan membutuhkan produk itu. Kalau teman Anda tidak butuh atau produknya tidak cocok, jangan di-tag.
Jangan terlalu sering men-tag kalau Anda tak ingin dianggap sebagai teman yang tak peka alias rese. Seimbangkan antara tag promosi Anda dengan interaksi/silaturahim untuk membangun pertemanan.
Buat page (halaman) khusus untuk bisnis/ produk Anda. Undang teman-teman Anda untuk bergabung dengan halaman ini. Jika mereka mau bergabung, itu berarti mereka tertarik dengan produk Anda. Anda dapat membuat status yang fokus pada bisnis dengan lebih leluasa di halaman bisnis Anda.
Gunakan gaya sharing dengan membuat cerita/ notes untuk mempromosikan dan sekaligus menambah pengetahuan masyarakat tentang produk yang Anda jual. Buat tips-tips yang mencerahkan dan bermanfaat bagi pembaca.
Gunakan Facebook Anda untuk update “behind the scene” dengan memberikan sentuhan manusiawi Anda. Tambahkan tautan (link) dengan foto album Anda atau tautan di luar. Cara ini jauh lebih sopan (dan efektif) daripada men-tag seluruh orang untuk mempromosikan produk Anda. Status update Anda tetap akan masuk ke feed teman-teman Anda dan dapat mereka baca.
Menjadi pemasar yang efektif tak berarti harus menjadi orang yang membuat kesal orang lain, bukan?!
0 Response to "Jangan Tag Semua Orang Please... !"
Post a Comment