Facebook-an dan Twitter-an bisa Jadi Profesi (SOCIAL MEDIA SPECIALIST)

Dicari: Social Media Specialist. Persyaratan: pria/wanita; pendidikan min. S1;
berpengalaman dalam Facebook, Twitter, dan social media sejenisnya; memiliki
kemampuan dalam menulis artikel; memiliki hobi berkomunitas di dunia online. Job type:
full-time. Salary: gaji pokok, komisi yang sangat menarik + tunjangan.


Begitu isi salah satu lowongan kerja yang di-posting oleh suatu perusahaan yang bergerak dibidang jasa website dan multimedia di sebuah situs terkenal. Dan kalau dijelajahi di Internet, banyak lho iklan sejenis yang menawarkan pekerjaan bertajuk Social Media Specialist. Dilihat dari contoh lowongan di atas, persyaratannya juga enggak sulit.

Siapa sih yang sekarang ini enggak doyan beraktivitas di media sosial macam Facebook dan Twitter? Atau senang berbagi pikiran di blog? Atau rajin nimbrung di komunitas online? Mungkin semua pembaca telah melakukan semuanya.

Jadi, apakah itu berarti kamu cocok jadi seorang Social Media Specialist? Yuk, cek apa sebenarnya profesi ini dan kemampuan apa saja yang dibutuhkan untuk menjalaninya.

Tugas Bervariasi

Belakangan ini, social media makin diperhitungkan peranannya di kancah bisnis. Tak heran, makin banyak saja perusahaan yang menggaji staf khusus untuk menanganinya. Gampangnya, bisa dibilang tugas seorang Social Media Specialist full-time (penuh waktu) adalah selalu aktif dan mengikuti berbagai perkembangan di Twitter, Facebook, dan tool-tool di social media lainnya.

Tapi di luar itu, job description-nya sangat bervariasi. Inilah kira-kira beberapa kemampuan
yang harus kamu miliki jika ingin sukses menjalankan profesi menarik tersebut.

1.  Profil kuat
Seorang Social Media Specialist harus telah memiliki profil yang kuat di beberapa situs populer seperti Facebook, Twitter, dan LinkedIn. Dan profil-profil tersebut harus dapat menunjukkan keaktifan dan profesionalitas kamu.

2. Terbuka & selalu belajar
Kamu harus rajin memonitor tren-tren terbaru, memakai tool-tool termutakhir dengan membaca situs-situs macam Mashable.com. Cari tahu apa yang orang-orang sedang gunakan dan bagaimana mereka memanfaatkannya. Sangat penting bagi seorang Specialist untuk selalu mengetahui perkembangan terkini.

3. Punya kemampuan teknis
Kemampuan teknis sangat penting untuk memastikan kamu dapat memakai social media secara efektif. Banyak dari tool-tool tersebut saling terintegrasi, jadi akan sangat baik jika kamu memiliki keterampilan komputer di atas rata-rata.

4. Pengembangan strategi
Selain sekadar mengetahui tentang berbagai tool, seorang Specialist juga harus mengerti mengapa mereka harus digunakan. Putuskan tool mana yang cocok dipakai oleh perusahaan dan terapkan strategi social media tersebut ke dalam strategi untuk bisnis sebagai satu kesatuan.

5. Pelihara hubungan
Bagian dari memelihara akun-akun yang sudah ada berarti menuntut kamu untuk rajin berinteraksi dengan “friend” dan “follower” di situs-situs tersebut. Juga, jika seseorang berkomentar di blog tentang produk/layanan perusahaan misalnya, seorang Specialist harus siap meresponnya.

6. Ukur hasil
Rajin-rajinlah mengukur hasil “kerja” kamu dengan tool macam Google Analytics. Tinjau apa
yang sedang dikerjakan dan apa saja yang butuh diperbaiki. Perhatikan di mana pelanggan kamu menghabiskan sebagian besar waktu mereka dan pastikan kamu menghabiskan waktu di tempat yang sama.

Persiapan Sebelum Melamar

Tertarik menjadi seorang Social Media Specialist? Siapkan beberapa hal berikut ini sebelum melamar.

1. Adaptasi resume & cover letter
Buktikan apa saja yang telah kamu capai dan sampaikan dengan baik dalam waktu kurang dari 5 detik. Hindari menggunakan format resume/cover letter yang standar. Manfaatkan layanan semacam magntize.com untuk memperkenalkan diri kamu secara praktis. Singkatnya, adaptasi resume “normal” kamu untuk posisi social media yang kamu lamar dengan membuatnya sesingkat dan se-up-to-date mungkin tanpa melupakan hal-hal pokok.

2. Buktikan keaktifan
Buktikan bahwa kamu memang aktif di kancah social media. Kamu tidak mesti memiliki 10 ribu follower di Twitter, tapi tunjukkan bagaimana caranya kamu mengumpulkan follower kamu. Bersiaplah memaparkan metodologi social media kamu dalam suatu wawancara, dan sebutkan beberapa keunggulan kamu dengan jelas ketika memperkenalkan diri.

3. Pastikan aman
Apapun yang kamu posting, semua teman-teman kamu, grup, dan afiliasi yang kamu geluti harus berstatus “aman”. Misalnya, jangan sampai pihak perusahaan menemukan bahwa salah
satu friend di Facebook kamu adalah seorang preman (yang belum bertobat,hehe..) atau kamu adalah bagian dari asosiasi penggemar minuman keras. Transparansi memang patut dihargai, tapi jangan biarkan itu jadi alasan bagi perusahaan untuk menolak lamaran kamu.

4. Selalu terbaru
Buktikan kesuksesan yang kamu raih baru-baru ini. Setahun yang lalu, atau beberapa bulan yang lalu, bak berabad-abad di dunia digital yang bergerak dengan super cepat ini. Ingatlah, perusahaan tertarik dengan apa yang kamu lakukan kemarin, bukan tahun lalu.

5. Pasang avatar yang bagus
Avatar yang kamu pasang harus menggambarkan diri kamu. Buatlah profesional (tapi tetap kreatif) dan pastikan memang terlihat seperti kamu. Jangan, misalnya, menggunakan gambar yang sudah kamu pakai lebih dari setahun. Dan jagalah senetral mungkin. Ketika sedang melamar profesi ini, penting untuk memiliki daya tarik secara umum. Simpan dulu “keaslian” dirimu sampai (atau setelah) kamu diundang untuk wawancara.

6. Aktif secara konsisten
Pastikan kamu beraktivitas di social media secara rutin dengan membuat posting-an rutin. Jangan, misalnya, mem-posting seminggu sekali lalu mendadak membuat 20 update dalam satu waktu (khususnya jika update tersebut muncul tepat sebelum jadwal interview kamu). 

7. Seimbang
Boleh saja kamu luar biasa aktif di social media, tapi jangan sampai di kehidupan nyata justru sebaliknya. Manfaatkan jejaring sosial sebaik mungkin tapi jangan hidup di dalamnya. Tunjukkan bahwa kamu juga “gaul” di dunia nyata.

8. Tahu banyak hal
Saat ini, siapapun yang berkiprah di social media harus mampu juga memanfaatkan tool Photoshop, mengedit audio/video secara simpel, dan memahami apa itu embedding codeSingkatnya, jadilah seorang multimedia master.

9. Mampu berkomunikasi
Meskipun judulnya social media, tetap saja ada paradigma bisnis lama yang harus dilakukan. Jadi, selain mampu memenuhi deadline, pastikan kamu juga siap mendiskusikan bisnis di ruang konferensi perusahaan. Jadi selain merasa nyaman beraktivitas secara online dari rumah, kamu juga mesti pandai berkomunikasi dengan klien dan kolega.

Semoga bermanfaat ya...

0 Response to "Facebook-an dan Twitter-an bisa Jadi Profesi (SOCIAL MEDIA SPECIALIST)"

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel